Berbicara tentang
negeri Mesir takkan pernah terlepas dari peradaban dan kebudayaan mereka yang mencengangkan
sejak beribu-ribu tahun sebelum masehi. Tersebutlah bangunan-bangunan besar
layaknya makam yang telah diketahui banyak orang di seluruh dunia. Tepat
sekali. Itulah Piramida Giza, The Great Sphinx, dan banyak lagi seni dan
arsitektur Mesir Kuno yang sampai sekarang masih dapat terlihat. Para ahli
arkeologi pun sampai saat ini masih menelusuri jejak-jejak peradaban Mesir yang
maju tersebut. Pertanyaan yang masih terngiang di kepala mereka adalah
bagaimana masyarakat Mesir dahulu membangun bangunan semegah Piramida pada ribuan
tahun sebelum masehi. Apakah kehidupan di bumi ini layaknya sebuah siklus yang
terus saling berganti peradaban? Itulah yang menjadi pertanyaan besar bagi sebagian
besar kalangan konspirator yang ada di dunia. Tapi, penulis tidak akan
melakukan pembahasan tentang Mesir dalam cakupan tersebut.
Mari memulai dari
sejarah singkat negeri ini dari peradaban Mesir kuno. Dan pembahasan akan
mengerucut kepada peradaban Islam yang mewarnai Mesir. Khususnya dalam konteks
pergerakan masyarakat muslim Mesir yang masih terlihat hingga saat ini. Semoga
Allah memperkenankan agar dakwah Islam terus bergulir di tanah Mesir hingga
menjadi pusat penyebaran Islam dengan negara-negara Timur Tengah lainnya dan
seluruh dunia pun menyakini bahwa perjuangan ummat Islam dalam menyebarkan
agama Allah takkan sia-sia belaka. Maka, lihatlah belasan tahun mendatang!
Dunia akan tunduk pada eksistensi Islam dalam memimpin peradaban dunia.
Telah diketahui
bahwa Piramida Giza dan bangunan-bangunan identik lainya dibangun pada zaman
peradaban Mesir kuno. Dan pada zaman ini pun diperkirakan Fir’aun dan Nabi Musa
as. hidup dan saling berlomba memberikan pengaruh didalam masyarakat Mesir kala
itu. Allah telah berfirman di Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa jasad Fir’aun
yang tenggelam di Laut Merah dibiarkan utuh agar menjadi pelajaran bagi
manusia. Itu pun menunjukkan bahwa hanya fitrah suci yang akan menang.
Kemudian di
awal-awal tahun masehi datanglah bangsa Yunani, Roma, dan Byzantium yang melakukan ekspansi di wilayah
Mesir. Saint Mark the Evangelist pada abad pertama masehi membawa agama
nasrani kedalam masyakarat Mesir. Inilah yang menjadi cikal bakal Kristen
Koptik yang berkembang di Mesir. Sampai saat ini populasinya tak lebih dari 5%
penduduk Mesir.
Ketika Nabi Muhammad
saw. bersama para sahabatnya berhasil menaklukan Persia dan Byzantium, maka
tampillah sahabat Amru bin Al-Ash menuju Mesir untuk menaklukkan Byzantium yang
menjajah. Seiring berjalannya waktu ke waktu, muncullah banyak para ulama di
Mesir. Seperti halnya Imam Asy-Syafi’i. Maka jadilah mayoritas masyarakat Mesir
menganut Islam Sunni. Selain itu Shalahuddin Al-Ayyubi pun tampil dalam
kesultanan Mamluk yang berhasil kembali manaklukkan Palestina dari
tentara-tentara Salib Eropa.
Seiring pergantian
kekuasan didalam kubu ummat Islam, akhirnya Mesir dikendalikan oleh kekuasaan
Turki Ustmani. Dalam perjalanannya, banyak terjadi perselisihan antara
masyarakat dan pemerintah hingga terjadi revolusi pertama kali yang pernah
dialami Mesir pada tahun 1952. Sebelumnya, Mesir setelah kekuasaan Turki Utsmani,
dijajah oleh Inggris sampai memerdekakan diri pada tanggal 18 Juni 1953. Hingga
pada tahun 2011 lalu Mesir mengalami pergolakan revolusi untuk yang kedua
kalinya. Presiden Muhammad Husni Mubarrak dipaksa mundur setelah memiliki
kekuasaan hampir 30 tahun lamanya.
Membahas tentang
peradaban dan pergerakan Islam di Mesir tentunya sedapat mungkin bisa
menjelaskan bagaimana ia merasuki hati masyarakat Mesir dengan fitrah suci
Islam. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwasanya sejak Islam masuk ke
tanah Mesir, masyarakatnya mulai berubah menjadi manusia robbani yang
menjunjung tinggi asas-asas keislaman dalam segala aspek kehidupan. Mereka
mulai menyakini bahwa hanya Islam yang hanya bisa mengantarkan pemeluknya
kepada kebahagian dunia dan akhirat. Terbukti dengan jelas dan mudah ketika
kembali menengok ke belakang saat revolusi yang dilancarkan masyarakat kepada
pemerintah militer setahun yang lalu.
Pada hakikatnya
masyarakat Mesir saat ini sangat menginginkan Islam kembali berjaya seperti
zaman awal-awal Islam memasuki Mesir. Tidak ada kesengsaraan, kebathilan,
kehinaan dan bentuk kejahatan lain saat Islam memimpin masyarakat Mesir. Mereka
hanya menginginkan Islam kembali berjaya sehingga kehidupan mereka dapat
terjalani dengan bahagia untuk menyongsong kekekalan akhirat kelak.
Namun, ada satu
pemikiran yang mereka selalu jaga. Paradigma pemikiran mereka terlampau luas
untuk bisa diikuti oleh semua ras manusia yang ada di dunia. Mereka satu.
Mereka bersatu. Satu pemikiran yang selalu menyakini dan tidak akan pernah
hilang tanpa bekas dari kepala mereka adalah bahwa Islam adalah Rahmatan Lil
‘Aalamiin. Rahmat bagi semesta alam. Mereka tidak menginginkan Islam
kembali berjaya dengan kekerasan. Tapi, mereka menjunjung sistem demokrasi
dengan baik yang telah berjalan hampir di seluruh negara di dunia. Mereka turut
berpartisipasi dan berkontribusi untuk mendukung pemimpin mereka dalam
memenangkan setiap pemilihan yang ada. Walaupun baru kemarin bakal calon
pemimpin mereka dicoret oleh dewan pemilihan umum untuk maju dalam pemilihan
presiden secara inklusif.
Ada satu hal yang
selalu mereka yakini bersama. Dan karena hal itulah Allah SWT memberikan
motivasi yang kuat dan jalan yang mudah untuk menyongsong keinginan mereka.
Mereka menyakini Allah SWT akan menolong mereka dalam memenangkan Islam di bumi
Mesir. Dan celutun api awal sudah mulai terlihat. Itu menjadi bom waktu yang
terus mengalir dalam pergolakan dunia Arab. Walaupun seperti itu, ketetapan
hati mereka takkan pernah berubah dengan adanya intervensi dari kalangan barat.
Mereka yakin bahwa kekuasaan suatu kaum akan digantikan oleh kaum yang lain
sebagai pelajaran bagi manusia.
Terakhir penulis
ingin menyampaikan sepatah kalimat bagi khalayak sekalian. Yakinilah dalam hati
bahwa setiap pergiliran kekuasaan yang ada di ranah tanah bumi ini pasti Allah
SWT memberikan hikmah-hikmah yang dapat dipelajari kembali. Agar setiap
kesalahan yang pernah terjadi tidak akan pernah terulang untuk yang kedua
kalinya. Lalu, tanamkan selalu dalam hati diri bahwa tsiqoh-nya hati kepada
Allah SWT dan Islam, akan selalu memberikan ketenangan sikap dan kesempatan
yang luas. Dengan keberadaan orang-orang seperti itu penulis sangat menyakini
bahwa Islam akan maju dalam beberapa dekade ke depan. Lihatlah masyarakat Mesir
sebagai contoh nyata bagi kalian hai pemuda-pemuda Islam! Janganlah engkau
sekali-kali melayangkan pernyataan bahwa Islam dan Al-Qur’an yang ia bawa tidak
cocok dengan perkembangan zaman. Bahkan sebaliknya. Sudah sejak beratus-ratus
tahun lalu Allah memberikan petunjuk didalam Al-Qur’an sebagai pedoman untuk
menjalani hidup. Tidak ada kata kadaluwarsa bagi Al-Qur’an. Maka dari itu
jadikanlah syi’ar-syi’ar Islam yang sudah tertanam dalam Al-Qur’an sebagai
landasan utama dalam memanfaatkan segala thaghut yang ada di dunia.
Karena kalian bisa menikmati semua thaghut itu dengan Al-Qur’an. Tidak
dengan kekerasan dan ekstrimitas apapun. Dan hidup ini pun menjadi indah dan
membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar